Kasus COVID-19 dikabarkan kembali meningkat di Indonesia dan beberapa negara di ASEAN. Meningkatnya kasus COVID-19 ini karena adanya varian baru virus yang disebut NB.1.8.1. Benarkah Indonesia dan negara ASEAN sedang dalam mode waspada terhadap COVID-19?
Varian NB.1.8.1 itu telah ditemukan di beberapa negara yang menjadi daerah tujuan wisata. Negara-negara tersebut adalah Inggris, Mesir, Maladewa, Irlandia, beberapa wilayah Eropa, Amerika Serikat, Hong Kong, dan Australia.
Varian baru virus COVID-19 ini juga dikatakan telah masuk ke negara-negara ASEAN. Thailand, Singapura, Malaysia, dan Indonesia telah melaporkan jika terdapat peningkatan kasus COVID-19 akhir-akhir ini.
Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara ASEAN
Berikut detail peningkatan laporan kasus COVID-19 di negara-negara ASEAN:
1. Thailand
Pemerintah Thailand melaporkan adanya 257.280 kasus COVID dengan 52 kasus berakhir dengan kematian di Thailand baru-baru ini.
Wakil juru bicara pemerintah, Anukool Pruksanusak mengatakan perjalanan internasional dan musim hujan yang akan datang dapat mempercepat wabah karenanya, Kementerian Kesehatan Masyarakat akan memantau situasi dan mengimbau masyarakat untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan baik yang digunakan untuk mencegah berkembangnya covid.
Kasus COVID-19 terbanyak ditemukan di Bangkok dan Provinsi Chonburi.
2. Singapura
India Times melaporkan, Singapura mengalami lonjakan kasus COVID-19 sejak minggu pertama bulan Mei. Kasus COVID-19 meningkat dari 11.100 menjadi 14.200 kasus dalam kurun waktu satu minggu. Pasien COVID-19 di Singapura yang membutuhkan perawatan sekitar 133 pasien per hari.
3. Malaysia
Kementerian Kesehatan Malaysia mengatakan sekitar 600 kasus COVID-19 dilaporkan setiap minggu selama periode 14 April hingga 10 Mei 2025.
Protokol kesehatan yang mulai ditinggalkan masyarakat karena menganggap COVID-19 sudah tidak berbahaya lagi disinyalir yang telah membuat kasus COVID-19 melonjak lagi.
“Varian yang ditetapkan dalam pemantauan (VUM) terbaru adalah NB.1.8.1, dan dianggap sangat mudah menular tetapi tidak menunjukkan virulensi yang lebih tinggi, atau risiko rawat inap atau kematian. Telah dinyatakan bahwa cakupan vaksin saat ini juga mencakup jenis saat ini dan mereka yang berisiko tinggi seperti orang tua, anak kecil, wanita hamil dan mereka yang memiliki komorbiditas tinggi perlu waspada,” ujar Prof Dr Sharifa Ezat Wan Puteh, guru besar Kedokteran Kesehatan Masyarakat di Universiti Kebangsaan Malaysia dikutip Asia News (4/6).
4. Indonesia
Presiden Prabowo Subianto memanggil Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Selasa (3/6) di Istana Negara. Prabowo meminta penjelasan mengenai
peningkatan kasus COVID-19
di Indonesia saat ini.
Menurut Budi, masyarakat tidak perlu khawatir karena varian yang berkembang ini bukanlah varian yang mematikan.
“Kenaikan ini adalah varian-varian yang relatif tidak mematikan. Jadi, enggak usah terlalu dikhawatirkan supaya masyarakat tidak panik,” terang Budi dikutip Antara (3/6).
